Histats

Arsip Blog

Entri Populer

Hak cipta. Diberdayakan oleh Blogger.

SEJARAH BERDIRINYA ISHARI

SEKILAS ISHARI CABANG KABUPATEN PASURUAN




=============================================
SANAD DAN SEJARAH BERDIRINYA ISHARI SERTA  SEKILAS ISHARI CABANG KABUPATEN PASURUAN
=============================================

PROFIL
IKATAN SENI HADRAH INDONESIA (ISHARI)
CABANG KABUPATEN PASURUAN.

SEJARAH BERDIRINYA ISHARI.
ISHARI pada awal pendiriannya bernama Jam’iyyahHadrah yaitu sebuah kumpulan yang berkegiatan kesenian Rebana dengan diiringi Bacaan Sejarah kelahiran dan Perjuangan Nabi Besar Muhammad SAW (Perpaduan antara Kitab Maulid Syaroful anam dan Kitab Diwan Al Hadroh) dengan paduan gerakan dan bunyian keplok tangan yang teratur dan indah sehingga terpadu antara bunyi Rebana, Suara merdu dari pembawa Syair sahutan jawaban bacaan Solawat dari para peserta serta gerakan gerakan yang menandakan rasa Syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Jam’iyyah ini didirikan Oleh Hadrotus Syeikh KH. ABDURROKHIM Bin ABDUL HADI di Pasuruansekitar tahun1918 – an.dan beliau wafat di Pasuruan Pada Bulan Dzul Qo’dah Tahun 1370 H / 1952 M dan dimakamkan di Pemakaman Belakang Masjid Jami’ Al –Anwar Kota Pasuruan
Kata Hadroh itu sendiri secara bahasa mengandung tiga makna yaitu :

a)      Hadroh dengan makna Hadir atau datang yaitu dimaksudkan bahwa Jam’iyyah Hadroh ini adalah sebuah kumpulan kesenian Rebana yang berisi bacaan Sholawat dan sanjungan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW dengan tujuan menghadirkan Rosululloh Baik melalui pengertian Dhohir atau Pengertian Ma’nawi yang artinya diharapkan Prilaku Anggota Jam’iyyah ini menjadi baik karena tertanam kehadiran luhurnya Akhlaq Rosulillah dalam kehidupan sehari-hari sebagai akibat dari pengaruh Bacaan yang dibaca.

b)      Hadroh dengan makna menghaturkan/mempersembahkan yaitu bahwa Jam’iyyah Hadroh ini adalah sebuah kumpulan Ibadah Bacaan Sholawat, pujian, Dzikir yang dipersembahkan kepada Baginda Nabi sebagai refleksi dari rasa Syukur karna kita semua ditakdirkan oleh Alloh menjadi Ummat Beliau yang berpredikat sebaik – baik Ummat ( Khoirul Umam ).
c)      Hadroh dengan Makna Hadroh maut yaitu nama sebuah kota di Negara Yaman Bagian selatan yang terkenal dengan sebutan Kotanya para Waliyulloh, yang berarti bahwa Jam’iyyah Hadroh ini adalah  Kesenian yang bernuansa Ibadah yang bemula dan berasal dari kota tersebut.

Beliau KH Abdur Rochim mendapatkan karya yang mulya ini atas Ijazah dari ayahanda beliau KH Abdul hadi, dari Ayahandanya KH Abdur Rohman Bawean Gresik, dari Al-Habib Ling Banahsan Pegiri’an Surabaya, dari Al-Habib Segaf As-Segaf pegiri’an Surabaya, dari Al-Habib Ahmad Bin Abdulloh Ba Faqih Boto Putih Surabaya, dari Guru Beliau Hadrotus Syeikh Al-Imam Al-Habib Syeikh Bin Ahmad Bin Muhammad Bin Abdulloh Ba Faqih Boto Putih Surabaya

Setiap selesai belajar Hadrah di Surabaya konon beliau juga mengajar dibeberapa tempat di Surabaya hususnya di daerah KedungAsem Rungkut dan bersama dengan warga sekitar beliau mengagas pendirian Masjid As Salafiayah Kedung Asem yang sampai sekarang Masjid tersebut keberadaanya sangat bermanfaat bagi warga sekitar serta untuk mengenang jasa beliau Warga Kedung Asem setiap Bulan Dzul Qo’dah memperingati Haul beliau dan mengundang Jam’iyyah ISHARI se- Jawa Timur

diceritakan pula bahwa beliau dalam mengarang Syair dan Lagu Sholawat beliau bertafakkur dan berwasilah di Makam Al Habib Alwi AssegafKebon Agung Pasuruan dan dengan seizin Alloh serta berkah dari Karomah Dua Ulama ini, diceritakan bahwaAl Imam Al Habib Alwi AssegafDatang dan membimbing beliau bacaan serta Syair Sholawat yang dalam Anggota  ISHARI dikenal dengan istilah Muroddah atau Jawaban.
Dan seiring bertambahnya tahun keberadaan jam’iyyah ini semakin banyak pengikutnya dan hampir merata diseluruh Jawa  Timur bahkan sampai ke daerah Jawa tengah dan sebagian daerah propinsi Kalimantan.

Bahkan diceritakan, bahwa lancarnya perjalanan Musyawarah pembentukan Komite Hijaz tahun 1926 yang menjadi cikal bakal lahirnya Nahdlatul Ulama adalah salah satunya karena diluar arena rapat dilaksanakan kegiatan Hadrah.hal itu dilakukan agar pemerintah colonial belanda tidak curiga bahwa ditempat tersebut (disurabaya di kediaman Alm.KH WAHAB HASBULLOH) tengah dilksanakan sebuah pertemuan ulama pesantren untuk melahirkan NAHDLATUL ULAMA.

Dalam memberikan pelajaran bacaan Sholawat, Lagu,Gerakan Roddat, Pukulan Rebana, dan bunyian Keplok Tangan, Beliau KH Abdurrokhim Bin Abdul Hadi mengadakan Latihan Rutinan sebagai sarana Talqin dan Bai’at atas Bacaan Sholawat dan Lagu kepada para Anggota ( Santrinya ) setiap hari Selasa Malam Rabu di kediaman Beliau yaitu di Kelurahan Kebonsari Kota Pasuruan. dan tradisi ini terus berjalan sampai dengan sekarang, dengan urutan sebagai Pengajar (Mursyid) sebagaimana Berikut :

1.      KH. ABDURROKHIM Bin ABDUL HADI (Tahun 1918 -1951).
2.      KH. MUHAMMAD Bin ABDURROKHIM (Tahun 1951 – 1982).
3.      KH. AGUS SAMI’ Bin ABDURROKHIM (Tahun 1982 – 1994)
4.      KH. ABDUL HADI Bin ABDURROKHIM (Tahun 1994-1995).
5.      KH.MASYKUR Bin MUHAMMAD (1995 – 1997)
6.      GUS ABDUL GHOFUR Bin NURURROSUL ( 1997 – Sekarang).

Sepeninggal Hadrotus Syeik KH Abdurrokhim( 1951 ) Jam’iyyah ini diteruskan oleh Putra sulung Beliau yaitu KH. MUHAMMAD Bin ABDURROKHIMdan pada masa inilah jam’iyyah hadrah ini resmi berganti nama menjadi ISHARI yaitu pada tanggal 15 Rajab 1378 H / 23 Januari 1959. Hal tersebut dilakukan karena bermunculan kelompok kelompok Hadroh dengan Nama yang berbeda-beda, seperti misalnya Jam’iyyah Hadroh Al Mu’awanah, Jam’iyyah Hadroh Al Musthofa dan lain –lain, maka agar tidak terjadi perpecahan dalam sebuah kegiatan yang isi dan kerja kegiatannya sama serta lahir dari sumber yang sama selanjutnya nama-nama jam’iyyah Hadroh ini disatukan dengan satu nama yaitu “ ISHARI“ kepanjangan dari Ikatan Seni Hadroh Republik Indonesia. Penggunaan kata republik ini selain bertujuan seperti tersebut diatas juga bertujuan agar kumpulan kesenian ini tidak disusupi oleh gerakan kaum Komunis (PKI) yang pada saat itu diceritakan sudah mulai ada tanda – tanda orang- orang PKI ikut dalam kegiatan Jam’iyyah ini. dan baru setelah pelaksanaan MUNAS ISHARI yang pertama Yaitu pada Tahun 1995 di PP Sunan Drajad Paciran Lamongan,  makakata Republik dihilangkan sehingga ISHARI Kepanjangan dari Ikatan Seni Hadrah Indonesia.

Banyak sekali para Auliya’ dan para Ulama hususnya di Pasuruan dan pada umumnya di wilayah Jawa timur sangat mendukung dan suka sekali terhadap kegiatan ini seperti Al Imam Al Habib Ja’far bin Syaikhon Assegaf Pasuruan,  KH ABDUL HAMID Bin Abdulloh Pasuruan, KH Ali Mas’ud Pagerwojo Sidoarjo, KH Ahmad Qusyaeri Bin Shiddiq Pasuruan, KH ‘Aqib Bin Yasin Pasuruan dan lain – lainnya bahkan takjarang beliau ikut aktif dalam kegiatan Hadroh baik dalam kegiatan Haul atau dalam acara yang lainnya
Dan atas usulan para Ulama seperti KH.Makhrus Ali Lirboyo, KH Bisri Sansuri Jombang, KH Idham Kholid Cirebon dan khususnya Ulama di Kabupaten Pasuruan seperti,, KH. Ahmad Jufri Besuk kejayan, KH Mas Imam Pasuruan, KH Abdulloh Bin YasinPasuruan, dan lain lain,serta atas perintah Rois Am PBNU pada saat itu, yaitu Hadrotus Syeikh KH. ABDUL WAHHAB HASBULLOH. Maka ISHARI diputuskan menjadi salah satu badan Otonom di Organisasi NU( Tahun 1961).

Sejak itulah maka keberadaan Jam’iyyah ISHARI terstruktur dengan jelas dan kepengurusannya pun berjenjang mulai dari tingkat Pusat, Wilayah, Cabang, Anak Cabang, serta Ranting dan Anak Ranting. Khusus dikabupaten Pasuruan, di kepengurusan ISHARI Kabupaten Pasuruan telah banyak para Tokoh dan Ulama yang mendedikasikan dirinya untuk Aktif menjadi Pengurus baik di jajaran Majlis Hadi Maupun dijajaran Tanfidziyyah, berikut nama Para Tokoh dan Ulama yang pernah menjadi Ketua Tanfidziyah Di Cabang Kabupaten Pasuruan :
1.      Al Marhum Al Magfurulah KH. Ahmad Bin Jufri Besuk Kejayan.
2.      Al Marhum Al Magfurulah KH Hamzah Bin Ahmad Jufri
3.      Al Marhum Al Magfurulah KH. Abdulloh Nasor.
4.      Al Marhum Al Magfurulah KH. Zaky Ubaid.
5.      Al Marhum Al Magfurulah KH. Nadif Bin Imam.
6.      Al Marhum Al Magfurulah Ust Abdul Wahid Nur.
7.      Al Marhum Al Magfurulah KH Anshori Nasir

PERKEMBANGAN DAN PERJALANAN ORGANISASI ISHARI
Dalam perjalanannya Jamiyyah ISHARI tidak serta merta berjalan sukses dengan tidak adanya hambatan. Bahkan diceritakan bahwa pada awal perubahan Nama dari Jam’iyyah Hadroh menjadi ISHARI itupun penuh dengan pergolakan dan nyaris menimbulkan perpecahan dimana pada saat itu (sekitar tahun 1959 – 1966 ) kegiatan ini terpecah menjadi dua yaitu:
1.      Kegiatan atas Nama ISHARI dibawah komando KH. Muhammad Bin Abdurrokhim selaku Rois Majlis Hadi sekaligus Mursyid yang didukung oleh Para Tokoh NU pada saat itu yang kegiatannya diadakan setiap hari Selasa malam Rabu.
2.      Kegiatan atas nama MUSYAWARAH dibawah komando KH Ahadun sebagai Rois Majlis Hadi dan para Tokoh di Kota Pasuruan yang diadakan setiap hari Jum’at malam Sabtu
Demikian juga sebagai sebuah Organisasi di tubuh NU keberadaan ISHARI ini pun tak lepas dari perubahan-perubahan.pada Muktamar NU ke 30 tahun 1999 di Lirboyo ISHARI dimasukkan dalam pembinaan LSB NU (Lembaga Seni Budaya NU) dan pada Muktamar NU ke 31 tahun 2004 di Boyolali ISHARI dipindah menjadi organisasi dibawah Binaan Lembaga Jam’iyah Ahlit Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (Ketika itu masih jadi lembaga) dan pada Muktamar NU ke 32 di Makasar kalimat “ISHARI “justru lenyap dari AD/ART NU. Sehingga pada saat ini,( disaat belum adanya petunjuk yang jelas atas kedudukan ISHARI di dalam tubuh NU maupun Thoriqoh).maka kepengurusan ISHARI tingkat Wilayah Jawa Timur tengah mengurus Badan Hukum ke Kementerian Hukum dan HAM di Jakarta dalam upaya melegalkan Organisasi ini.
Menyikapi perkembangan yang terjadi serta semakin banyaknya keanggotaan ISHARI di Kabupaten Pasuruan, maka pada tanggal 10 Juni 2012 bertempat di Kecamatan Rejoso, pengurus ISHARI Cabang Kabupaten Pasuruan berupaya mengembalikan jatidiri ISHARI sebagai salah satu kesenian yang bernuansa Ibadah dan berbasis Thoriqoh dengan terus berupaya untuk menciptakan kemandirian Organisasi serta dalam rangka melestarikan satu-satunya kesenian islami yang lahir dipasuruan dan diwariskan oleh para ulamadan Auliya’ di Pasuruan hususnya. Dan hal itu diwujudkan dengan  melaksanakan MUSCAB Kabupaten Pasuruan Tahun 2012 dengan agenda
1.      Merumuskan kembali PD/PRT ISHARI Cabang Pasuruan .
2.      Menyusun Program kerja Organisasi
3.      Memilih kepengurusan periode 2012 – 2017.
Hasil dari keputusan MUSCAB tersebutakandigunakan untuk mengurus permohonan Badan Hukum.

BEBERAPA KISAH SEPUTAR KEGIATAN ISHARI
Banyak sekali cerita cerita menarik dan bernuasa mistis religious yang terjadi didalam kegiatan ISHARI, baik yang dilakukan oleh para Wali maupun Ulama sehingga dapat menghasilkan kisah menarik dan penuh dengan ketakjuban seperti berikut ini :
1.      Pada saat acara haul Mbah Karimah Kembang kuning Surabaya dimana pada acara tersebut pada malam harinya diadakan kegiatan Hadrah oleh Hadrotus Syeikh KH Abdurrokhim dan para Santrinya. Pada acara tersebut seperti biasanya dari pihak penyelenggara menyiapkan jamuan, namun ada yang ganjil dalam jamuan tersebut yaitu ada beberapa serdadu compeni belanda yang bermaksud membunuh KH Abdurrokhim dan para santrinya dengan cara memberikan racun pada makanan dan minuman yang akan diberikan, akan tetapi terjadi keanehan dimana ada sosok yang gagah dan perkasa serta berwajah tampan memakai jubah putih dan berkalung surban hijau datang mencegah kepada para serdadu sehingga para serdadu belanda tersebut lari pontang panting bahkan ada yang pingsan, pada saat dia sadar dari pingsannya maka ditanyailah dia tentang apa yang terjadi, dengan memohon maaf serta penuh rasa menyesal serdadu tersebut bercerita tentang maksud dan tujuannya serta kedatangan sosok yang datang melarang tersebut, ketika ditanyakan kepada Hadrotus Syekh KH Abdurrokhim siapakah sosok tersebut beliau tidak menjawab dan berlalu sambil tersenyum kecil ( subhanalloh !! mungkinkah itu Rosululloh datang menyelamatkan ummatnya yang tengah membaca riwayat beliau dan menyanjung beliau )
“ Cerita ini dari Gus Abdul Ghofur Nur.”
1.     lain halnya dikembang kuning lain pula yang terjadi di sidosermo Surabaya dimana pada acara kegiatan Hadroh di situ para ibu ibu dikomplek pondok tersebut banyak yang sinis bahkan mencibir dengan bergumam “ ah , model bacaan maulid apa yang dibawakan kyai Abdurrokhim itu ? “ mungkin pada saat yang bersamaan beliau Hadrotus Syekh mengetahui hal tersebut, sehingga beliau sesumbar dan berkata “ saya tidak akan pernah hadroan disini kalau para ibu-ibu tidak takjub terhadap bacaan yang saya baca nanti, maka subhanalloh lagi-lagi kebesaran Alloh SWT ditunjukkan, ketika kyai mulai membaca Assalamu Alaika zainal Anbiya’I, para ibu ibu di areal komplek datang dengan tanpa rasa malu berduyun duyun melihat dan mendengarkan bacaan Maulid sampai dengan selesai, saking senangnya para ibu-ibu sampai lupa kalau harus menyiapkan hidangan untuk para tamu, maka jadilah acara tersebut diakhiri dengan tanpa ada jamuan karena para ibu-ibunya lupa memasak saking senangnya melihat kyai Abdurrokhim dan para santrinya ber Hadroh-an.
“ Cerita ini dari Gus Abdul Ghofur Nur.”
==========================
Sumber: Pengurus Cabang ISHARI KABUPATEN PASURUAN

Peringatan Maulid Nabi 15-01-2015

















Maulid Nabi telah berlangsung di HS (Habibussholihin surabaya) Jangan remehkan bacaan Shalawt atas Nabi Muhammad saw, juga jangan meremehkan atau menghina para pembaca Shalawat di majelis-majelis ta’lim atau di mana pun. Cobalah perhatikan dan cobalah pelajari sejumlah hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan-keutamaan dan manfat-manfaat membaca shalawat. Dari hadits-hadits dan penjelasan para Ulama akan dapat kita ambil pengertian dan pemahaman betapa besar manfaat membaca shalawat bagi para pembacanya itu sendiri.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ

Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)

Maka berdasar kepada hadits-hadits Nabi dan penjelasan para Ulama dapat kita simpulkan bahwa manfaat bershalawat adalah sebagai berikut:

1. Pembaca shalawat Nabi memperoleh limpahan rahmat dan kebaikan dari Allah SWT.
2. Pembaca shalawat Nabi diangkat ( ditinggikan ) derajatnya dan dihapuskan dosa-dosa kejahatan dan kesalahannya.
3. Pembaca shalawat Nabi memperoleh pengakuan kesempurnaan iman, jika membacanya 100 ( seratus ) kali.
4. Membaca shalawat Nabi dapat menjauhkan kerugian, penyesalan, dan dimasukan ke dalam golongan orang-orang yang shaleh.
5. Membaca shalawt Nabi berarti mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.( Taqarrub ilallah).
6. Membaca shalawat Nabi akan memperoleh pahala seperti pahala memerdekakan budak ( hamba sahaya ).
7. Dengan banyak-banyak membaca shalawat dapat memperoleh Syafa’at di hari kiamat.
8. Banyak membaca shalawat Nabi akan memperoleh penyertaan dari Malaikat Rahman.
9. Banyak membaca shalat Nabi berarti menjalin komunikasi yang akrab dengan Nabi, sebab jika seseorang bershalawat dan mengucapkan salam kepada Nabi, maka shalawat dan salamnya itu akan disampaikan oleh Malaikat kepada Nabi.
10. Dengan banyak membaca Shalawat Nabi bisa membuka kesempatan untuk bertemu dengan Nabi, berdasar keterangan para Ulama.
11. Membaca Shalawt Nabi dapat menghilangkan kesusahan, kegundahan dan kebingungan, serta melapangkan rizqi.
12. Pembaca Shalawat Nabi akan dilapangkan dada ketika menghadapi berbagai masalah. Hal ini jika seseorang membaca shalawat 100 ( seratus ) kali secara mudawamah.
13. Dengan banyak membaca shalawat Nabi akan dapat menghapuskan dosa. Hal ini jika seseorang membiasakannya membaca tiga kali setiap hari pada setiap ba’da shalat wajib, karena dengan membaca shalawat akan mendapatkan 10 pahala kebaikan, dan inilah yang akan menghapuskan dosa-dosa kita.
14. Membaca shalawat Nabi dapat menggantikan shadaqah bagi orang yang tidak sanggup bershadaqah.
15. Membaca shalawat Nabi sebanyak-banyaknya dapat melipatgandakan pahala yang diperoleh. Umat Islam biasanya  memperbanyak membaca shalawat di hari Jum’at. Di kampung-kampung mereka mengadakan pembacaan maulid Barzanji sebagai trik mudah agar bisa bershalawat sebanyak-banyaknya di malam Jum’at.
16. Dengan banyak membaca Shalawt Nabi bisa mendekatkan kedudukan kepada Rasulullah di hari qiamat.
17. Shalawat Nabi menjadikan sebab do’a diterima oleh Allah.
18. banyak-banyak membaca shalawat Nabi ketika di dunia dapat membebaskan diri dari kebingungan di hari kiamat. Sebaliknya apabila seseorang pelit membaca shalawat kepada Nabi, maka ia akan menghadapi kebingungan dan ketakutan dalam mahkamah di padang Mahsyar.
19. Membaca shalawat Nabi berarti memenuhi satu hak Nabi, atau menunaikan satu tugas ibadah yang diperintahkan atas ummatnya. Apabila seseorang tidak mau bershalawat, ia berarti enggan memenuhi hak Nabi yang telah diperintahkan oleh Allah Swt.
20. Banyak membaca shalawat Nabi adalah indikator seseorang mencintai Nabi Muhammad.

21. Membaca shalawat Nabi bisa menjadi sebab dikabulkan segala kebutuhannya.




Meluruskan sejarah syeikh siti jenar

0015. Benarkah Syekh Siti Jenar Itu Ulama Sesat ?

Pertanyaan?
Muhammad Zaekhirin
assalamualaikum ustadz, saya ingin tanya tentang sejarah walisongo, apakah benar Syeh Siti Jenar dipenggal kepalanya oleh walisongo karena mengajarkan tasawuf sesat..?
JAWABAN :
الصوفية الانوار
SIAPAKAH SYEH SITI JENAR
Oleh: KH.Shohibul Faroji Al-Robbani
Nama asli Syekh Siti Jenar adalah Sayyid Hasan ’Ali Al-Husaini, dilahirkan di Persia, Iran. Kemudian setelah dewasa mendapat gelar Syaikh Abdul Jalil. Dan ketika datang untuk berdakwah ke Caruban, sebelah tenggara Cirebon. Dia mendapat gelar Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang atau Syaikh Lemah Brit.
Syaikh Siti Jenar adalah seorang sayyid atau habib keturunan dari Rasulullah Saw. Nasab lengkapnya adalah Syekh Siti Jenar [Sayyid Hasan ’Ali] bin Sayyid Shalih bin Sayyid ’Isa ’Alawi bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid ’Abdullah Khan bin Sayyid Abdul Malik Azmat Khan bin Sayyid 'Alwi 'Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyid 'Ali Khali Qasam bin Sayyid 'Alwi Shohib Baiti Jubair bin Sayyid Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin Sayyid 'Alwi al-Mubtakir bin Sayyid 'Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid 'Isa An-Naqib bin Sayyid Muhammad An-Naqib bin Sayyid 'Ali Al-'Uraidhi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.
Syaikh Siti Jenar lahir sekitar tahun 1404 M di Persia, Iran. Sejak kecil ia berguru kepada ayahnya Sayyid Shalih dibidang Al-Qur’an dan Tafsirnya. Dan Syaikh Siti Jenar kecil berhasil menghafal Al-Qur’an usia 12 tahun.
Kemudian ketika Syaikh Siti Jenar berusia 17 tahun, maka ia bersama ayahnya berdakwah dan berdagang ke Malaka. Tiba di Malaka ayahnya, yaitu Sayyid Shalih, diangkat menjadi Mufti Malaka oleh Kesultanan Malaka dibawah pimpinan Sultan Muhammad Iskandar Syah. Saat itu. Kesultanan Malaka adalah di bawah komando Khalifah Muhammad 1, Kekhalifahan Turki Utsmani.
Akhirnya Syaikh Siti Jenar dan ayahnya bermukim di Malaka.
Kemudian pada tahun 1424 M, Ada perpindahan kekuasaan antara Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sekaligus pergantian mufti baru dari Sayyid Sholih [ayah Siti Jenar] kepada Syaikh Syamsuddin Ahmad.
Pada akhir tahun 1425 M. Sayyid Shalih beserta anak dan istrinya pindah ke Cirebon. Di Cirebon Sayyid Shalih menemui sepupunya yaitu Sayyid Kahfi bin Sayyid Ahmad.
Posisi Sayyid Kahfi di Cirebon adalah sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dari sanad Utsman bin ’Affan. Sekaligus Penasehat Agama Islam Kesultanan Cirebon. Sayyid Kahfi kemudian mengajarkan ilmu Ma’rifatullah kepada Siti Jenar yang pada waktu itu berusia 20 tahun. Pada saat itu Mursyid Al-Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyah ada 4 orang, yaitu:
1. Maulana Malik Ibrahim, sebagai Mursyid Thariqah al-Mu’tabarah al-Ahadiyyah, dari sanad sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan sekitarnya
2. Sayyid Ahmad Faruqi Sirhindi, dari sanad Sayyidina ’Umar bin Khattab, untuk wilayah Turki, Afrika Selatan, Mesir dan sekitarnya,
3. Sayyid Kahfi, dari sanad Sayyidina Utsman bin ’Affan, untuk wilayah Jawa Barat, Banten, Sumatera, Champa, dan Asia tenggara
4. Sayyid Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Ja’far al-Bilali, dari sanad Imam ’Ali bin Abi Thalib, untuk wilayah Makkah, Madinah, Persia, Iraq, Pakistan, India, Yaman.
Kitab-Kitab yang dipelajari oleh Siti Jenar muda kepada Sayyid Kahfi adalah Kitab Fusus Al-Hikam karya Ibnu ’Arabi, Kitab Insan Kamil karya Abdul Karim al-Jilli, Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali, Risalah Qushairiyah karya Imam al-Qushairi, Tafsir Ma’rifatullah karya Ruzbihan Baqli, Kitab At-Thawasin karya Al-Hallaj, Kitab At-Tajalli karya Abu Yazid Al-Busthamiy. Dan Quth al-Qulub karya Abu Thalib al-Makkiy.
Sedangkan dalam ilmu Fiqih Islam, Siti Jenar muda berguru kepada Sunan Ampel selama 8 tahun. Dan belajar ilmu ushuluddin kepada Sunan Gunung Jati selama 2 tahun.
Setelah wafatnya Sayyid Kahfi, Siti Jenar diberi amanat untuk menggantikannya sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dengan sanad Utsman bin ’Affan. Di antara murid-murid Syaikh Siti Jenar adalah: Muhammad Abdullah Burhanpuri, Ali Fansuri, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdul Ra’uf Sinkiliy, dan lain-lain.
KESALAHAN SEJARAH TENTANG SYAIKH SITI JENAR YANG MENJADI FITNAH ADALAH.
1. Menganggap bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Sejarah ini bertentangan dengan akal sehat manusia dan Syari’at Islam. Tidak ada bukti referensi yang kuat bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Ini adalah sejarah bohong. Dalam sebuah naskah klasik, Serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia yang akrab dengan rakyat jelata, bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….
2. “Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti” yang diidentikkan kepada Syaikh Siti Jenar oleh beberapa penulis sejarah Syaikh Siti Jenar adalah bohong, tidak berdasar alias ngawur. Istilah itu berasal dari Kitab-kitab Primbon Jawa. Padahal dalam Suluk Syaikh Siti Jenar, beliau menggunakan kalimat “Fana’ wal Baqa’. Fana’ Wal Baqa’ sangat berbeda penafsirannya dengan Manunggaling Kawulo Gusti. Istilah Fana’ Wal Baqa’ merupakan ajaran tauhid, yang merujuk pada Firman Allah: ”Kullu syai’in Haalikun Illa Wajhahu”, artinya “Segala sesuatu itu akan rusak dan binasa kecuali Dzat Allah”. Syaikh Siti Jenar adalah penganut ajaran Tauhid Sejati, Tauhid Fana’ wal Baqa’, Tauhid Qur’ani dan Tauhid Syar’iy.
3. Dalam beberapa buku diceritakan bahwa Syaikh Siti Jenar meninggalkan Sholat, Puasa Ramadhan, Sholat Jum’at, Haji dsb. Syaikh Burhanpuri dalam Risalah Burhanpuri halaman 19 membantahnya, ia berkata, “Saya berguru kepada Syaikh Siti Jenar selama 9 tahun, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa dia adalah pengamal Syari’at Islam Sejati, bahkan sholat sunnah yang dilakukan Syaikh Siti Jenar adalah lebih banyak dari pada manusia biasa. Tidak pernah bibirnya berhenti berdzikir “Allah..Allah..Allah” dan membaca Shalawat nabi, tidak pernah ia putus puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan tidak pernah saya melihat dia meninggalkan sholat Jum’at”.
4. Beberapa penulis telah menulis bahwa kematian Syaikh Siti Jenar, dibunuh oleh Wali Songo, dan mayatnya berubah menjadi anjing. Bantahan saya: “Ini suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, seorang cucu Rasulullah. Sungguh amat keji dan biadab, seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis menuliskan seperti itu. Berarti dia tidak bisa berfikir jernih. Dalam teori Antropologi atau Biologi Quantum sekalipun. Manusia lahir dari manusia dan akan wafat sebagai manusia. Maka saya meluruskan riwayat ini berdasarkan riwayat para habaib, ulama’, kyai dan ajengan yang terpercaya kewara’annya. Mereka berkata bahwa Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi sedang bersujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon. Setelah sholat Tahajjud. Dan para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan sholat shubuh.
5. Cerita bahwa Syaikh Siti Jenar dibunuh oleh Sembilan Wali adalah bohong. Tidak memiliki literatur primer. Cerita itu hanyalah cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar kelihatan dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron. Bantahan saya: Wali Songo adalah penegak Syari’at Islam di tanah Jawa. Padahal dalam Maqaashidus syarii’ah diajarkan bahwa Islam itu memelihara kehidupan [Hifzhun Nasal wal Hayaah]. Tidak boleh membunuh seorang jiwa yang mukmin yang di dalam hatinya ada Iman kepada Allah. Tidaklah mungkin 9 waliyullah yang suci dari keturunan Nabi Muhammad akan membunuh waliyullah dari keturunan yang sama.” Tidak bisa diterima akal sehat.
Penghancuran sejarah ini, menurut ahli Sejarah Islam Indonesia (Azyumardi Azra) adalah ulah Penjajah Belanda, untuk memecah belah umat Islam agar selalu bertikai antara Sunni dengan Syi’ah, antara Ulama’ Syari’at dengan Ulama’ Hakikat. Bahkan Penjajah Belanda telah mengklasifikasikan umat Islam Indonesia dengan Politik Devide et Empera [Politik Pecah Belah] dengan 3 kelas:
1. Kelas Santri [diidentikkan dengan 9 Wali]
2. Kelas Priyayi [diidentikkan dengan Raden Fattah, Sultan Demak]
3. Kelas Abangan [diidentikkan dengan Syaikh Siti Jenar]
Wahai kaum muslimin...melihat fenomena seperti ini, maka kita harus waspada terhadap upaya para kolonialist, imprealis, zionis, freemansory yang berkedok orientalis terhadap penulisan sejarah Islam. Hati-hati....jangan mau kita diadu dengan sesama umat Islam. Jangan mau umat Islam ini pecah. Ulama’nya pecah. Mari kita bersatu dalam naungan Islam untuk kejayaan Islam dan umat Islam.