اِنَّ
الصَّلوةَ
كَانَتْ
عَلَى
اْلمُؤْمِنِـْينَ
كِتبًا
مَوْقُوْتًا.
النساء:103
"Sesungguhnya
shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman" (An-Nisa' : 103)
عَنْ
عَبْدِ اللهِ
بْنِ عَمْرٍو
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص:
وَقْتُ
صَلاَةِ
الظُّهْرِ
مَا لَـْم
يَحْضُرِ
اْلعَصْرُ،
وَوَقْتُ
صَلاَةِ
اْلعَصْرِ
مَا لَـمْ تَصْفَرَّ
الشَّمْسُ،
وَوَقْتُ
صَلاَةِ اْلمَغْرِبِ
مَا لَـمْ
يَسْقُطْ
ثَوْرُ الشَّفَقِ.
وَوَقْتُ
صَلاَةِ
اْلعِشَاءِ
اِلىَ نِصْفِ
اللَّيْلِ،
وَوَقْتُ
صَلاَةِ اْلفَجْرِ
مَا لَـمْ
تَطْلُعِ
الشَمْسُ.
احمد و مسـلم
والنسائى و
ابو داود.
"Dan
dari Abdullah bin 'Amr, ia berkata: Bersabda Rasulullah SAW.: "Waktu
shalat Dhuhur itu selama belum datang waktu Ashar, waktu shalat Ashar itu
selama matahari belum menguning, waktu shalat Maghrib itu selama tersebarnya
cahaya merah belum hilang, waktu shalat 'Isya' itu sampai tengah malam, dan
waktu shalat Shubuh itu selama matahari belum terbit" (H.R. Ahmad, Muslim,
Nasai dan Abu Dawud)
عَنْ
سَلَمَةَ
بْنِ
اْلاَكْوَعِ
اَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ ص كَانَ
يُصَلّى
اْلمَغْرِبَ
اِذَا
غَرَبَتِ
الشَّمْسُ
وَتَوَارَتْ
بِاْلحِجَابِ.
الجماعة الا
النسائى.
"Dari
Salamah bin Al Akwa', sesungguhnya Rasulullah SAW. shalat Maghrib ketika
matahari telah terbenam dan bersembunyi di balik hijab" (H.R. Jama'ah,
kecuali Nasai).
عَنْ
عُقْبَةَ
بْنِ عَامِرٍ
اَنَّ
النَّبِيَّ ص
قَالَ: لاَ
تَزَالُ
اُمَّتِي
بِخَيْرٍ -
اَوْ عَلَى
اْلفِطْرَةِ -
مَا لَـمْ
يُؤَخّرُوااْلمَغْرِبَ
حَتَّى
تَشْتَبِكَ
النُّجُوْمُ.
احمد و ابو
داود.
"Dari
'Uqbah bin 'Aamir, bahwa Nabi SAW. telah bersabda: Senantiasa ummatku dalam
kebaikan --atau dalam kesucian-- selama mereka tidak mengakhirkan shalat
Maghrib hingga bermunculan bintang-bintang". (H.R. Ahmad dan Abu Dawud).
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ
اَنَّ
النَّبِيَّ ص
قَالَ:
اَلشَّفَقُ
اْلحُمْرَةُ،
فَاِذاَ
غَابَ الشَّفَقُ
وَجَبَتِ
الصَّلاَةُ.
الدارقطنى
"Dari
Ibnu 'Umar, bahwa Nabi SAW. bersabda: "Syafaq itu adalah cahaya merah,
karena itu apabila syafaq telah terbenam, maka tibalah waktu shalat
'Isya'". (H.R. Daruquthni).
عَنْ
جَابِرِ بْنِ
سَمُرَةَ
قَالَ: كَانَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص
يُؤَخّرُاْلعِشَاءَ
اْلاخِرَةَ.
احمد و مسـلم
و النسائى.
"Dari
Jabir bin Samurah, ia berkata: Rasulullah SAW. pernah mengakhirkan shalat Isya'
sampai akhir malam." (H.R. Ahmad, Muslim dan Nasai).
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص:
لَوْلاَ اَنْ
اَشُقَّ
عَلَى اُمَّتِي
لاََمَرْتُهُمْ
اَنْ
يُؤَخّرُوا
اْلعِشَاءَ
اِلىَ ثُلُثِ
اللَّيْلِ.
اَو
ْنِصْفِهِ.
احمد وابن ماجه
و الترمذى
وصححه.
"Dari
Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda : Seandainya tidak akan
memberatkan ummatku, nisaya aku perintahkan mereka mengakhirkan shalat
Isya' sampai sepertiga malam, atau tengah malam". (H.R. Ahmad, Ibnu Majah
dan Tirmidzi. Dan Tirmidzi mengesahkannya).
عَنْ
جَابِرٍ
قَالَ: كَانَ
النَّبِيُّ ص
يُصَلّى
الظُّهْرَ
بِاْلـهَاجِرَةِ
وَاْلعَصْرَ
وَالشَّمْسُ
نَقِيَّةٌ،
وَاْلمَغْرِبَ
اِذَا
وَجَبَتِ
الشَّمْسُ،
وَاْلعِشَاءُ
اَحْيَانًا
يُؤَخّرُهَا
وَاَحْيَانًا
يُعَجّلُهَا:
اِذَا رَاهُمُ
اجْتَمَعُوْا
عَجَّلَ،
وَاِذَا رَاهُمْ
اَبْطَأُوْا
اَخَّرَ.
وَالصُّبْحُ
كَانُوْا -
اَوْ كَانَ
النَّبِيُّ ص
- يُصَلّيْهَا
بِغَلَسٍ.
احمد و
البخارى و
مسـلم.
"Dari
Jabir, ia berkata: Adalah Nabi SAW. (pernah) shalat Dhuhur di tengah hari, dan
shaiat 'Ashar pada waktu matahari putih bersih, dan shalat Maghrib setelah
matahari terbenam, dan shalat Isya' terkadang beliau mengakhirkannya dan
terkadang menyegerakannya. Apabila beliau melihat orang-orang sudah
berkumpul, maka beliau menyegerakannya dan apabila beliau melihat mereka terlambat
beliau mengakhirkannya; dan untuk shalat Shubuh mereka atau Nabi SAW. shalat
diwaktu masih gelap." [Ahmad, Bukhari dan Muslim]
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
اَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ
ص قَالَ: لَوْ
يَعْلَمُ
النَّاسُ مَا
فِى
النّدَاءِ وَالصَّفّ
اْلاَوَّلِ.
ثُمَّ لَـمْ
يَجِدُوْا
اِلاَّ اَنْ
يَسْتَهِمُوْا
عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوْا
عَلَيْهِ.
وَلَوْ
يَعْلَمُوْنَ
مَا فِى
التَّهْجِيْرِ
لاَسْتَبَقُوْا
اِلَيْهِ
وَلَوْ
يَعْلَمُوْنَ
مَا فِى اْلعَتَمَةِ
وَالصُّبْحِ
لاََتَوْهُمَا
وَلَوْ
حَبْوًا. احمد
والبخارى و
مسـلم.
"Dari
Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda: Seandainya manusia mengetahui
kebaikan yang terdapat dalam adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak
akan mendapatkannya melainkan dengan mengundi, niscaya mereka akan mengundinya;
dan seandainya mereka mengetahui kebaikan yang terdapat dalam shalat ditengah
hari, niscaya mereka akan bersegera mengerjakannya; dan seandainya mereka
mengetahui kebaikan yang ada dalam shalat 'Atamah (Isya') dan Shubuh, niscaya
mereka akan mendatangi keduanya, sekalipun dengan merangkak". (H.R.
Ahmad, Bukhari dan Muslim).
عَنْ
عَائِشَةَ
قَالَتْ:
كُنَّ
نِسَاءُ اْلمُؤْمِنَاتِ
يَشْهَدْنَ
مَعَ
النَّبِيّ ص صَلاَةَ
اْلفَجْرِ
مُتَلَفّعَاتٍ
ِبمُرُوْطِهِنَّ.
ثُمَّ يَنْقَلِبْنَ
اِلىَ
بُيُوْتِهِنَّ
حِيْنَ يَقْضِيْنَ
الصَّلاَةَ
لاَيَعْرِفُهُنَّ
اَحَدٌ، مِنَ
اْلغَلَسِ.
الجماعة.
"Dari
'Aisyah, ia berkata: Orang-orang mu'min perempuan ikut shalat Shubuh bersama
Nabi SAW. dan menutup kepala mereka dengan kudung-kudung mereka. Kemudian
mereka kembali ke rumah-rumah mereka setelah selesai shalat, sedang satu sama
lain tidak saling mengenalnya, karena (masih) gelap”.
(H.R. Jama'ah).
عَنْ
اَبِى
مَسْعُوْدٍ
اَْلاَنْصَارِيّ
اَنَّ
رَسُوْلَ
اللهِ ص
صَلَّى
صَلاَةَ الصُّبْحِ
مَرَّةً بِغَلَسٍ،
ثُمَّ صَلَّى
مَرَّةً
اُخْرَى فَاَسْفَرَ
بِهَا، ثُمَّ
كَانَتْ
صَلاَتُهُ بَعْدَ
ذلِكَ
التَّغْلِيْسَ
حَتَّى
مَاتَ، لَـمْ
يَعُدْ اِلىَ
اَنْ
يُسْفِرَ. ابو
داود.
Dari
Abu Mas'ud Al-Anshari, bahwa Rasulullah SAW (pernah) shalat Shubuh pada suatu saat
di waktu gelap. Kemudian di lain saat beliau shalat shubuh ketika sudah sangat
terang. Kemudian sesudah itu beliau selalu shalat Shubuh pada waktu masih
gelap, sampai beliau meninggal dunia, tidak pernah lagi shalat Shubuh di waktu
sangat terang. (HR. Abu Dawud).
عَنْ
جَابِرِ بْنِ
سَمُرَةَ
قَالَ: كَانَ
النَّبِيُّ ص
يُصَلّى
الظُّهْرَ
اِذَا دَحَضَتِ
الشَّمْسُ.
احمد و مسـلم
وابن ماجه
وابو داود.
"Dari
Jabir bin Samurah, ia berkata: Adalah Nabi SAW., shalat Dhuhur ketika matahari
sudah tergelincir". (H.R. Ahmad, Muslim, Ibnu Majah dan Abu Dawud).
عَنْ
اَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ
قَالَ: كَانَ
النَّبِيُّ ص
اِذَا كَانَ
اْلحَرُّ
اَبْرَدَ بِالصَّلاَةِ
وَاِذَا
كَانَ
اْلبَرْدُ
عَجَّلَ.
النسائى.
"Dari Anas
bin Malik, ia berkata: Adalah Nabi SAW. apabila keadaan panas, ia mengakhirkan
shalat (Dhuhur) sampai dingin." Dan apabila keadaan dingin, beliau segera
mengerjakan shalat (Dhuhur)." (H.R. Nasai).
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص
اِذَااشْتَدَّ
اْلحَرُّ
فَاَبْرِدُوْا
بِالصَّلاَةِ
فَاِنَّ
شِدَّةَ اْلحَرّ
مِنْ فَيْحِ
جَهَنَّمَ.
الجماعة.
"Dari
Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: Apabila keadaannya sangat
panas, maka akhirkanlah shalat sampai dingin, karena sesungguhnya sangat panas
itu dari uapnya neraka." (H.R. Jama'ah).
عَنْ
اَبِى ذَرّ
قَالَ: كُنَّا
مَعَ
النَّبِيَ ص
فَاَرَادَ
اْلمُؤَذّنُ
اَنْ
يُؤَذّنَ
لِلظُّهْرِ
فَقَالَ النَّبِيُّ
ص: اَبْرِدْ
ثُمَّ
اَرَادَ اَنْ
يُؤَذَنَ
فَقَالَ لَهُ
اَبْرِدْ
حَتَّى رَاَيْنَا
فَيْءَ
التُّلُوْلِ
فَقَالَ
النَّبِيُّ ص
اِنَّ
شِدَّةَ
اْلحَرّ مِنْ
فَيْحِ جَهَنَّمَ.
فَاِذَا
اشْتَدَّ
اْلحَرُّ
فَاَبْرِدُوْا
بِالصَّلاَةِ.
احمد
والبخارى
ومسـلم.
"Dari
Abu Dzar, ia berkata: Kami pernah bersama Nabi SAW., lalu muadzdzin hendak
adzan Dhuhur, kemudian Nabi SAW. bersabda: Tunggulah sampai dingin. Kemudian
muadzdzin hendak adzan lagi, lalu Nabi SAW. bersabda kepadanya: Tunggulah
sampai dingin. Sehingga kami melihat bayangan bukit, lalu Nabi SAW.
bersabda: Sesungguhnya sangat panas itu, dari uapnya neraka. Oleh karena itu,
apabila keadaan sangat panas maka akhirkanlah shalat sampai dingin." (H.R.
Ahmad, Bukhari dan Muslim)
عَنْ
اَنَسٍ قَالَ:
كَانَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص يُصَلّى
اْلعَصْرَ
وَالشَّمْسُ
مُرْتَفِعَةٌ
حَيَّةٌ
فَذَهَبَ
الذَّاهِبُ
اِلىَ اْلعَوَاليِ
فَيَأْتِيْهِمْ
وِالشَّمْسُ
مُرْتَفِعَةٌ.
الجماعة الا
الترمذى
Dari
Anas, ia berkata adalah Rasulullah SAW. shalat Ashar,padahal ketika itu
matahari masih tinggi dan panas, lalu orang yang pergi itu pulang ke
kampung-kampung, lalu ia datang kepada mereka (keluarganya) sedang matahari
masih tinggi". (H.R. Jamaah, kecuali Tirmidzi).
عَنْ اَنَسٍ
قَالَ: صَلَّى
بِنَا
رَسُوْلُ
اللهِ ص
اْلعَصْرَ،
فَاَتَاهُ
رَجُلٌ مِنْ
بَنِى سَلَمَةَ
فَقَالَ: يَا
رَسُوْلَ
اللهِ اِنَّا
نُرِيْدُ
اَنْ
نَنْحَرَ
جُزُوْراً
لَنَا.
وَاِنَّا
نُحِبُّ اَنْ
تَحْضُرَهَا.
قَالَ.
نَعَمْ.
فَانْطَلَقَ
وَانْطَلَقْنَا
مَعَهُ، فَوَجَدْنَااْلجُزُوْرَ
لَـمْ
تُنْحَرْ.
فَنُحِرَتْ
ثُمَّ
قُطّعَتْ ثُم
َّطُبِخَ
مِنْهَا
ثُمَّ
اَكَلْنَا
قَبْلَ اَنْ
تَغِيْبَ الشَّمْسُ.
مسـلم.
"Dari
Anas, ia berkata: Rasulullah SAW. shalat 'Ashar bersama kami (setelah selesai
shalat),lalu seorang laki-laki dari Bani Salamah datang kepada beliau, kemudian
ia berkata : "Ya Rasulullah, sesungguhnya kami mau menyembelih seekor onta
milik kami, dan kami menginginkan engkau menghadirinya". Beliau SAW.
menjawab: "Baiklah". Kemudian Nabi SAW. berangkat dan kamipun berangkat
bersamanya, ternyata kami dapati onta itu belum disembelih, lalu onta itupun
segera disembelih kemudian dipotong-potong (dagingnya), lalu sebagian
dagingnya dimasak, kemudian kami makan sebelum matahari terbenam”.
(H.R. Muslim)
عَنْ
بُرَيْدَةَ
اْلاَسْلَمِيّ
قَالَ: كُنَّا
مَعَ
رَسُوْلِ
اللهِ ص فِى
غَزْوَةٍ.
فَقَالَ:
بَكّرُوْا
بِالصَّلاَةِ
فِى
اْليَوْمِ
اْلغَيّمِ.
فَاِنَّ مَنْ
فَاتَهُ
صَلاَةُ
اْلعَصْرِ
فَقَدْ حَبِطَ
عَمَلُهُ.
احمد وابن
ماجه.
"Dari
Buraidah Al-Aslamiy, ia berkata: Pernah kami bersama Rasulullah SAW. dalam satu
peperangan, lalu beliau bersabda: Segeralah shalat pada hari yang mendung
ini, karena barang siapa kehilangan shalat 'Asharnya, maka gugurlah
amalnya" (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah)
عَنْ
اَنَسٍ قَالَ:
سَمِعْتُ
رَسُوْلَ
اللهِ ص
يَقُوْلُ:
تِلْكَ
صَلاَةُ
اْلمُنَافِقِ:
يَجْلِسُ يَرْقُبُ
الشَّمْسَ،
حَتَّى اِذِا
كَانَتْ بَيْنَ
قَرْنَيِ
الشَّيْطَانِ
قَامَ فَنَقَرَهَا
اَرْبَعًا.
لاَ
يَذْكُرُاللهَ
فِيْهَا
اِلاَّ
قَلِيْلاً.
الجماعة الا
البخارى وابن
ماجه.
"Dari
Anas (bin Malik) ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda: Itu
adalah shalatnya orang Munafiq. Yaitu, ia menunggu sambil mengintai matahari,
sehingga apabila matahari berada di antara dua tanduk syaithan, ia berdiri
shalat lalu ia cepatkan shalatnya empat (raka'at), ia tidak bisa mengingat
kepada Allah dalam shalatnya itu kecuali sedikit" (H.R. Jama'ah, kecuali
Bukhari dan Ibnu Majah)