Sujud
Sahwi adalah sujud karena lupa, maksudnya : sujud dua
kali karena terlupa salah satu rukun shalat, baik kelebihan maupun kekurangan
dalam melaksanakannya.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُحَيْنَةَ اْلاَسْدِيّ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص
قَامَ فِى صَلاَةِ الظُّهْرِ وَ عَلَيْهِ جُلُوْسٌ فَلَمَّا اَتَمَّ صَلاَتَهُ
سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ يُكَبّرُ فِى كُلّ سَجْدَةٍ وَ هُوَ جَالِسٌ قَبْلَ اَنْ
يُسَلّمَ وَ سَجَدَهُمَا النَّاسُ مَعَهُ مَكَانَ مَا نَسِيَ مِنَ
اْلجُلُوْسِ. مسلم 1: 399
Dari
Abdullah bin Buhainah Al-Asdiy bahwasanya Rasulullah SAW pernah bangkit berdiri
dalam shalat Dhuhur padahal mestinya duduk (attahiyyat awwal), maka setelah
selesai shalat, dalam keadaan duduk sebelum salam
beliau bersujud dua kali, dan beliau bertakbir pada tiap-tiap sujud dan para
makmum juga mengerjakan sebagaimana yang dikerjakan beliau untuk mengganti duduk
(attahiyyat) yang terlupa itu".
[HR. Muslim 1 : 399].
قَالَ اَبُوْ هُرَيْرَةَ: صَلَّى لَنَا رَسُوْلُ اللهِ ص صَلاَةَ
اْلعَصْرِ فَسَلَّمَ فِى رَكْعَتَيْنِ، فَقَامَ ذُو اْليَدَيْنِ فَقَالَ:
اَقُصِرَتِ الصَّلاَةُ يَا رَسُوْلَ اللهِ اَمْ نَسِيْتَ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ
ص: كُلُّ ذلِكَ لَمْ يَكُنْ. فَقَالَ: قَدْ كَانَ بَعْضُ ذلِكَ يَارَسُوْلَ اللهِ.
فَاَقْبَلَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَلَى النَّاسِ فَقَالَ: اَصَدَقَ ذُو اْليَدَيْنِ؟
فَقَالُوْا: نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ. فَاَتَمَّ رَسُوْلُ اللهِ ص، مَا بَقِيَ
مِنَ الصَّلاَةِ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ وَ هُوَ جَالِسٌ بَعْدَ
التَّسْلِيْمِ. مسلم 1: 404
Telah
berkata Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah shalat 'Ashar menjadi imam bagi
kami, lalu beliau salam setelah 2 raka'at, maka berdirilah (seorang shahabat
yang panggilannya) Dzul-yadain dan bertanya: "Ya Rasulullah
! Apakah shalat ini diqashar atau engkau lupa ?"
Rasulullah SAW menjawab, "Semua itu tidak terjadi". Dia berkata : "Ya Rasulullah ! salah
satu dari (dua) itu telah terjadi". Lalu Rasulullah SAW menghadap kepada para
shahabat sambil bertanya, "Benarkah Dzulyadain ?".
Jawab para shahabat, "Betul, ya Rasulullah". Kemudian
Rasulullah SAW menyempurnakan shalat yang kurang itu, lalu sujud dua kali dengan
duduk sesudah salam.
[HR. Muslim 1 : 404]
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص صَلَّى اْلعَصْرَ
فَسَلَّمَ فِى ثَلاَثِ رَكَعَاتٍ ثُمَّ دَخَلَ مَنْزِلَهُ فَقَامَ اِلَيْهِ رَجُلٌ
يُقَالُ لَهُ اْلخِرْبَاقُ وَ كَانَ فِى يَدَيْهِ طُوْلٌ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ
اللهِ، فَذَكَرَ لَهُ صَنِيْعَهُ فَخَرَجَ غَضْبَانَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى
انْتَهَى اِلىَ النَّاسِ فَقَالَ: اَصَدَقَ هذَا؟ قَالُوْا: نَعَمْ. فَصَلَّى
رَكْعَةً ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ. مسلم 1: 404
Dari
'Imran bin Hushain bahwasanya Rasulullah SAW pernah shalat 'Ashar lalu salam pada raka'at ketiga, kemudian beliau masuk ke rumahnya.
Maka seorang shahabat yang bernama Khirbaq (yang panjang dua tangannya)
memanggil Rasulullah SAW sambil menceritakan kejadian itu, maka Rasulullah SAW
keluar dengan marah sambil menyeret selendangnya hingga sampai kepada orang
banyak, lalu bertanya, "Betulkah orang ini ?" Para shahabat menjawab, "Betul". Kemudian Rasulullah SAW
shalat satu raka'at, lalu salam, kemudian sujud (Sahwi)
dua kali kemudian salam (lagi).
[HR. Muslim 1 : 404]
قَالَ عَبْدُ اللهِ: صَلَّى بِنَا رَسُوْلُ اللهِ ص خَمْسًا، فَلَمَّا
انْفَتَلَ تَوَشْوَشَ اْلقَوْمُ بَيْنَهُمْ، فَقَالَ: مَا شَأْنُكُمْ؟ قَالُوْا:
يَا رَسُوْلَ اللهِ هَلْ زِيْدَ فِى الصَّلاَةِ؟ قَالَ: لاَ، قَالُوْا: فَإِنَّكَ
قَدْ صَلَّيْتَ خَمْسًا، فَانْفَتَلَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ
سَلَّمَ. مسلم 1: 402
Telah
berkata Abdullah : Rasulullah SAW pernah shalat bersama
kami lima
raka'at. Setelah selesai shalat, para shahabat berbisik-bisik diantara mereka.
Maka Rasulullah SAW bertanya, "Ada
apa kalian ?". Mereka menjawab, "Ya Rasulullah, apakah
shalat ini ditambah ?". Rasulullah
SAW menjawab, "Tidak". Para shahabat berkata, "Sesungguhnya engkau telah
shalat lima
raka'at". Maka Nabi SAW berpaling dan sujud dua kali kemudian salam.
[HR. Muslim 1 : 402]
Rasulullah
SAW bersabda :
اِذَا شَكَّ اَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلْيَتَحَرَّ الصَّوَابَ
فَلْيُتِمَّ عَلَيْهِ ثُمَّ لْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ. مسلم 1: 400
Apabila
seseorang diantara kalian syak (ragu-ragu) di dalam shalatnya, hendaklah ia pilih yang mendekati benar, lalu ia sempurnakan menurut
pilihan itu. Kemudian hendaklah ia sujud dua
kali.
[HR. Muslim 1 : 400]
اِذَا شَكَّ اَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى،
ثَلاَثًا اَوْ اَرْبَعًا فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَ لْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ
ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ اَنْ يُسَلّمَ. مسلم 1: 400
Apabila
seseorang diantara kalian syak (ragu-ragu) di dalam shalatnya, yaitu ia tidak tahu apakah ia telah shalat tiga atau empat raka'at,
maka hendaklah ia buang yang syak (ragu-ragu) dan kerjakan mana yang ia yaqini,
kemudian ia sujud dua kali sebelum salam.
[HR. Muslim 1: 400]
عَنِ اْلمُغِيْرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا
قَامَ اَحَدُكُمْ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ فَلَمْ يَسْتَتِمَّ قَائِمًا فَلْيَجْلِسْ،
فَاِذَا اسْتَتَمَّ قَائِمًا فَلاَ يَجْلِسْ وَ يَسْجُدْ سَجْدَتَيِ
السَّهْوِ. ابن ماجه 1: 381، ضعيف
Dari
Mughirah bin Syu’bah,
ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila
seseorang diantara kalian bangkit berdiri setelah dua raka'at, tetapi belum
sempurna berdiri, maka hendaklah ia duduk; dan kalau ia telah sempurna berdiri,
maka janganlah ia duduk, dan (nanti) hendaklah sujud sahwi dua kali”.
[HR. Ibnu Majah, juz 1, hal. 381, lemah, karena dalam sanadnya ada perawi
bernama Jabir bin Yazid bin Harits]
Keterangan
:
Dari
hadits-hadits di atas dapat diambil pengertian sebagai berikut
:
1. Orang yang lupa tidak duduk Attahiyat Awwal,
orang yang lupa pada raka'at kedua sudah salam padahal
masih ada satu atau dua raka'at lagi yang seharusnya ia sempurnakan, maupun
orang yang shalat kelebihan raka'at dari yang semestinya, maka orang tersebut
supaya Sujud Sahwi dua kali.
2. Sujud Sahwi itu memakai
takbir.
3. Sujud Sahwi itu bisa dilakukan sebelum salam, maupun sesudah salam. Dan apabila dikerjakan sesudah
salam, maka setelah Sujud Sahwi lalu salam
(lagi).
4. Kalau kita syak (ragu-ragu) tentang raka'at
shalat, hendaklah kita ambil yang yaqin, lalu kita
sempurnakan.
5. Tidak ada bacaan yang khusus untuk Sujud Sahwi
ini.
Sujud
Syukur
Sujud
Syukur ialah sujud terima kasih, yaitu sujud satu kali di waktu mendapat
keuntungan yang menyenangkan atau terhindar dari kesusahan yang
besar.
قَالَ اَبُوْ بَكْرَةَ: كَانَ النَّبِيُّ ص اِذَا جَاءَهُ اَمْرٌ
يَسُرُّهُ خَرَّ سَاجِدًا ِللهِ. ابو داود
Telah
berkata Abu Bakrah : "Adalah Nabi SAW apabila mendapat
khabar yang menyenangkan, beliau menyungkur sujud karena Allah".
[HR. Abu Dawud]
قَالَ عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ عَوْفٍ: سَجَدَ رَسُوْلُ اللهِ ص
فَاَطَالَ السُّجُوْدَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: اِنَّ جِبْرِيْلَ اَتَانِى
فَبَشَّرَنِى فَسَجَدْتُ ِللهِ شُكْرًا. احمد و الحاكم
Telah
berkata Abdurrahman bin 'Auf : Rasulullah SAW pernah
sujud yang lama, kemudian beliau mengangkat kepalanya lalu bersabda :
"Sesungguhnya Jibril telah datang memberi khabar yang menyenangkan kepadaku,
lantaran itu aku sujud karena syukur kepada Allah".
[HR. Ahmad dan Hakim]
قَالَ اْلبَرَاءُ بْنُ عَازِبٍ: بَعَثَ النَّبِيُّ ص عَلِيًّا اِلىَ
اْليَمَنِ ... فَكَتَبَ عَلِيٌّ بِـإِسْلاَمِهِمْ. فَلَمَّا قَرَأَ رَسُوْلُ اللهِ
ص اْلكِتَابَ خَرَّ سَاجِدًا شُكْرًا ِللهِ تَعَالىَ عَلَى ذلِكَ. البيهقى
Telah berkata
Al-Baraa' bin 'Azib : "Nabi SAW pernah mengutus 'Ali ke Yaman ... Kemudian 'Ali
menulis surat
tentang orang-orang disana yang masuk Islam. Maka setelah Rasulullah SAW membaca
surat itu, beliau menyungkur sujud syukur karena Allah
Ta'ala atas hal itu".
[HR. Baihaqi]
Keterangan
:
Dari
hadits-hadits tersebut dapat diambil pengertian sebagai berikut :
1. Sujud syukur itu dilakukan karena satu
keuntungan yang didapat atau satu kesusahan yang tertolak.
2. Sujud syukur itu hanya sekali
sujud.
3. Untuk sujud itu tidak perlu
wudlu.
4. Hukum sujud tersebut
sunnat.
5. Tidak disyaratkan Takbir, Attahiyat atau Salam
untuk Sujud tersebut.
6. Tidak ada bacaan yang khusus untuk Sujud
Syukur ini.
Sujud
Tilawah
Sujud
Tilawah ialah sujud diwaktu membaca atau mendengar ayat-ayat
sajdah.
قَالَ عَمْرٌو بْنُ اْلعَاِص: اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص اَقْرَأَنِى
خَمْسَ عَشْرَةَ سَجْدَةً فِى اْلقُرْآنِ، مِنْهَا ثَلاَثٌ فِى المُفَصَّلِ وَ فِى
اْلحَجّ سَجْدَتَانِ. ابو داود و ابن ماجه
Telah
berkata 'Amr bin 'Ash : "Sesungguhnya Rasulullah SAW
telah mengajar saya lima
belas (ayat) sujud di dalam Al-Qur'an. Tiga dari padanya di
surah yang pendek-pendek, dan dua di surah Al-Hajji".
[HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah]
قَالَ عُمَرُ: اَيُّهَا النَّاسُ! اِنَّا لَمْ نُؤْمَرْ بِالسُّجُوْدِ،
فَمَنْ سَجَدَ فَقَدْ اَصَابَ، وَ مَنْ لَمْ يَسْجُدْ فَلاَ اِثْمَ
عَلَيْهِ. البخارى
Telah
berkata 'Umar : "Hai manusia ! Kita
tidak diperintah sujud (tilawah). Barangsiapa sujud, ia mendapat pahala; dan barangsiapa tidak sujud, ia tidak
berdosa".
[HR. Bukhari]
قَالَ زَيْدُ بْنُ اَسْلَمَ: اِنَّ غُلاَمًا قَرَأَ عِنْدَ النَّبِيّ ص
السَّجْدَةَ فَانْتَظَرَ اْلغُلاَمُ النَّبِيَّ ص، فَلَمْ يَسْجُدْ، قَالَ: يَا
رَسُوْلَ اللهِ، لَيْسَ فِى هذِهِ السَّجْدَةِ سُجُوْدًا؟ قَالَ ص: بَلَى وَ
لكِنَّكَ كُنْتَ اِمَامَنَا فِيْهَا وَ لَوْ سَجَدْتَ لَسَجَدْنَا. ابن ابى شيبة
Telah
berkata Zaid bin Aslam : Sesungguhnya ada seorang
pemuda membaca ayat sujud disisi Nabi SAW, lalu ia menunggu Nabi SAW melakukan
sujud, tetapi Nabi SAW tidak sujud. Maka ia bertanya :
"Ya Rasulullah ! Apakah di ayat sujud ini tidak ada sujud
?" Jawab Rasulullah SAW :
"Ada
! Tetapi engkau menjadi imam kami tentang itu. Jika
engkau sujud, niscaya kami pun sujud".
[HSR. Ibnu Abi Syaibah]
قَالَ اَبُوْ رَافِعٍ: صَلَّيْتُ مَعَ اَبِى هُرَيْرَةَ اْلعَتَمَةَ
فَقَرَأَ اِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ، فَسَجَدَ فِيْهَا. فَقُلْتُ: مَا هذِهِ؟
فَقَالَ: سَجَدْتُ بِهَا خَلْفَ اَبِى اْلقَاسِمِ ص. فَمَا اَزَالُ اَسْجُدُ
فِيْهَا حَتَّى اَلْقَاهُ. البخارى و مسلم
Telah
berkata Abu Rafi' : "Saya pernah shalat 'Isyak dengan
Abu Hurairah, dan ia membaca surah Al-Insyiqaq, lalu ia sujud padanya, maka
(setelah selesai shalat) saya bertanya : "Apa ini ?" Ia menjawab : "Saya pernah sujud pada ayat itu dibelakang Abul
Qasim SAW dan saya akan terus sujud padanya hingga saya bertemu
beliau".
[HSR. Bukhari dan Muslim]
قَالَ ابْنُ عُمَرَ: كَانَ النَّبِيُّ ص يَقْرَأُ عَلَيْنَا اْلقُرْآنَ
فَاِذَا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ كَبَّرَ وَ سَجَدَ وَ سَجَدْنَا. ابو داود 2: 60 ضعيف
Telah
berkata Ibnu 'Umar : "Nabi SAW pernah membacakan
Al-Qur'an kepada kami. Lalu apabila melewati ayat Sujud, beliau takbir dan
sujud, maka kami juga sujud".
[HR. Abu Dawud 2 : 60, hadits ini lemah, karena dalam sanadnya ada perawi
‘Abdullah
bin ‘Umar
bin Hafsh]
كَانَ ابْنُ عُمَرَ رض يَسْجُدُ عَلَى غَيْرِ وُضُوْءٍ. البخارى 2: 32
Bahwasanya
Ibnu Umar sujud (tilawah) dengan tidak berwudlu.
[HR. Bukhari 2 : 32]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَقُوْلُ فِى سُجُوْدِ
اْلقُرْآنِ بِاللَّيْلِ: سَجَدَ وَجْهِى ِللَّذِى خَلَقَهُ وَ شَقَّ سَمْعَهُ وَ
بَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَ قُوَّتِهِ. الترمذى و قال هذا حديث حسن صحيح 2: 47
Dari
‘Aisyah,
ia berkata : Adalah Nabi SAW membaca pada sujud
Al-Qur'an (sujud tilawah) pada malam hari, “Sajada
wajhii lilladzii kholaqohu wa syaqqo sam'ahu wa bashorohu bihaulihi wa
quwwatihi
(Bersujud diriku kepada Tuhan yang telah menciptakannya dan membuatnya mendengar
dan melihat dengan kekuatan dan kekuasaan-Nya)”.
[HR. Tirmidzi, dan ia berkata : Ini hadits hasan
shahih, juz 2, hal. 47]
Keterangan
:
Dari
hadits-hadits dan riwayat diatas dapat diambil pengertian sebagai berikut :
1. Sujud Tilawah itu hanya sekali
sujud
2. Sujud Tilawah hukumnya sunnah
3. Kita tidak disunnahkan sujud kalau yang
membaca ayat itu tidak sujud, sedang kalau yang membaca ayat itu sujud, kita
juga sujud walaupun di dalam shalat.
4. Tidak perlu wudlu
dahulu.
5. Di dalam sujud tersebut membaca :
سَجَدَ وَجْهِى ِللَّذِى خَلَقَهُ وَ شَقَّ سَمْعَهُ وَ بَصَرَهُ
بِحَوْلِهِ وَ قُوَّتِهِ
6.
Ayat-ayat sajdah ada lima
belas, yaitu :
1.
Al-A'raaf : 206
6. Al-Hajj
: 18 11. Shaad :
24
2.
Ar-Ra'd : 15
7. Al-Hajj
: 77 12. Fushshilat :
38
3.
An-Nahl : 50
8. Al-Furqaan
: 60 13. An-Najm :
62
4.
Al-Israa' : 109
9. An-Naml
: 26 14. Al-Insyiqaaq :
21
5.
Maryam : 58 10.
As-Sajdah : 15 15.
Al-'Alaq : 19