SEKILAS BAHASA ARAB
Definisi bahasa Arab dapat
ditinjau dari sisi bahasa dan istilah. Pengertian 'Arab' secara bahasa
adalah gurun sahara, atau tanah tandus yang di dalamnya tidak ada air
dan pohon yang tumbuh di atasnya. Adapun 'bahasa' adalah alat komunikasi
yang digunakan manusia untuk saling berinteraksi dan berhubungan dengan
berbagai motivasi dan keperluan yang mereka miliki. Secara istilah
bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok manusia yang
berdomisili di atas Negeri Gurun Sahara, Jazirah Arabiyah.
Bahasa
Arab merupakan bahasa Semitik dalam rumpun bahasa Afro-Asiatik yang
telah dipergunakan di jazirah Arabia sejak berabad-abad. Bahkan sebagian
analisa menyebutkan bahasa Arab sudah ada sejak Nabi Adam a.s. Istilah
'Arab' muncul pertama kali dalam dokumen Assiria pada 853 S.M. Tulisan
Arab yang kita kenal sekarang merupakan turunan dari tulisan Aramaik
Nabatean yang telah digunakan sejak abad ke-4 S.M, namun dokumen tertua
baru ditemukan pada 328 S.M di Nemara Syria. Bahasa Aramaik memiliki
lebih sedikit konsonan dibandingkan bahasa Arab.
Bahasa Arab
klasik merupakan bahasa formal yang dipergunakan di kawasan Hejaz
sekitar abad ke-7 M yang ditandai dengan diturunkannya Kitab Suci
Al-Quran yang menjadi acuannya. Pembakuan aturan tatabahasa Arab klasik
(ilmu Nahwu) mulai dirintis oleh Abul Aswad Ad Duali atas nasehat Ali
bin Abi Thalib dan kemudian dikembangkan oleh para ulama Kufah dan Basra
di Irak pada masa kekhalifahan Dinasti Abbasiyah pada 9 M. Pada masa
ini disusun pula Ilmu Balaghah yang mencakup ilmu Bayan, Ma'ani dan
Badi' untuk menjelaskan keindahan susunan bahasa Al-Quran.
Bangsa Arab menjadikan bahasa Arab klasik yang tertuang dalam Al-Quran dan
literatur klasik, sebagai dasar pengembangan bahasa Arab modern yang
merupakan bahasa resmi negara-negara Arab dan bahasa komunikasi resmi
universal di dunia Islam, khususnya dunia Arab. Perbedaan kedua jenis
bahasa Arab ini tak begitu banyak dan hanya terletak pada gaya bahasa
dan perbendaharaan kata. Penguasaan bahasa Arab klasik dan modern
berikut penyampainnya dalam bentuk tulisan dan percakapan akan selalu
mengundang penghormatan dan rasa kagum. Selain itu terdapat bahasa Arab
pergaulan (bahasa pasar, 'ammiyah) yang digunakan dalam percakapan
sehari-hari masyarakat Arab. Bahasa Arab pergaulan sangat dipengaruhi
oleh dialek region yang jauh menyimpang dari aturan tata bahasa Arab
klasik sehingga sebenarnya boleh dikatakan bukan bahasa Arab lagi.
Tercatat ada lebih dari 30 jenis bahasa Arab pergaulan, termasuk
beberapa dialek terbesar, yakni Mesir, Aljazair, Maroko, Sudan, Saidi
(Mesir), Levantin Utara (Libanon Syria), Mesopotamia (Irak, Iran, Syria)
dan Najdi (Arab Saudi, Irak, Yordania, Syria). Dialek Mesir merupakan
dialek terkenal dan paling bisa di mengerti di dunia Arab karena
popularitas film dan TV buatannya.
Saat ini bahasa Arab merupakan
bahasa asli atau bahasa ibu bagi lebih dari 221 juta orang yang menetap
di 35 negera: Afganistan, Aljazair, Bahrain, Chad, Cyprus, Djibouti,
Mesir, Eritrea, Iran, Iraq, Israel, Yordania, Kenya, Kuwait, Libanon,
Libya, Mali, Mauritania, Moroko, Niger, Oman, Palestina, Qatar, Arab
Saudi, Somalia, Sudan, Syria, Tajikistan, Tanzania, Tunisia, Turki, Uni
Emirat Arab, Uzbekistan dan Yemen. Sebagian dari mereka menjadikan
bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara. Di tingkat internasional,
bahasa Arab telah diresmikan sebagai bahasa resmi Perserikatan
Bangsa-Bangsa sejak januari 1974. Sebagai bahasa Al-Quran, bahasa Arab
menjadi bahasa keagamaan bagi umat Islam di dunia yang jumlahnya lebih
dari 1 milyar dan tersebar di 60 negara di dunia.
Bahasa Arab
klasik telah bertahan untuk kurun waktu lebih dari 14 abad dan menyebar
ke seluruh dunia mengikuti penyebaran Islam. Beberapa bahasa lain di
dunia tercatat masih menjadikan tulisan Arab sebagai tulisannya, seperti
Persia, Urdu, Pashto. Berkembangnya penjajahan Barat menjadi tulisan
Arab ditinggalkan sebagian bahkan seluruhnya oleh beberapa bahasa,
seperti Turki, Swahili, Hausa, Tamil dan Melayu.
Adapun soko guru
terpenting yang menjaga keaslian bahasa ini adalah keberadaan Kitab Suci
Al-Quran sebagai model tertulis bahasa Arab klasik. Al-Quran selalu
dibaca, diperdengarkan, dipelajari dan dihapal setiap saat oleh umat
Islam di pelosok dunia sepanjang masa. Selain itu, Allah SWT yang telah
menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad saw. akan selalu menjaga
keaslian Al-Quran (QS. 15:9).
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS Al Hijr: 9).
Al Quran sendiri pada mulanya ditulis tanpa titik dan baris. Namun,
kondisi ini tidak mempengaruhi bacaan Al-Quran karena kaum muslimin saat
itu adalah orang-orang yang fasih dalam bahasa Arab. Dengan tersiarnya
Islam ke negara-negara non-Arab, maka timbul kesulitan dalam membaca
Al-Quran. Karena itu, Abul Aswad Ad-Duali pada masa Khalifah Muawiyah
memberi tanda vokal (harakat) dengan tinta yang berlainan. Titik di atas
untuk fat-hah, titik di bawah untuk kasrah, titik di sebelah kiri atas
untuk dlammah, dan dua titik untuk tanwin. Pada masa Khalifah Abdul
Malik bin Marwan, Nashir bin Ashim dan Yahya bin Ya'mar menambahkan
titik pada huruf-huruf yang sekarang bertitik, dengan tinta yang sama
dengan hurufnya. Cara penulisan tersebut bertahan sampai masa awal
Dinasti Abbasiah. Namun, banyaknya titik menyebabkan kebingungan, selain
titik itu lama-lama hampir serupa warnanya. Oleh karena itu, Al-Khalil
membuat tanda baru untuk harakat sebagaimana yang kita kenal sekarang
ini.
Kewajiban Mempelajari Bahasa Arab
Mempelajari
bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran dan literatur Islam sangat
dianjurkan bagi setiap muslim, bahkan beberapa Atsar (perkataan sahabat,
tabi'in dan para pengikut tabi'in) menyebutkan akan kewajiban
mempelajari bahasa Arab.
Banyak ayat Al-Quran yang menekankan pentingnya mempelajari bahasa Arab sebagai bahasanya, seperti firman Allah SWT berikut: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab agar kamu memahaminya."
(Yusuf :2), Selain itu terdapat banyak ayat Al-Quran lainnya yang
senada dengan ayat di atas seperti: Az-Zukhruf:3, Az-Zumar:28,
Fushshilat:3,44, Ar-Ra'du:37, Asy-Syura:7, Thoha:113, Al-Ahqof:12,
An-Nahl:103, Maryam:97 dan Asy-Syu'aro:195.
Rasulullah saw. memerintahkan kepada kita agar mempelajari bahasa Arab dan sekaligus mengajarkannya dengan sabdanya: "Pelajarilah kamu sekalian bahasa Arab dan ajarkanlah kepada manusia." Bahkan, kita dituntut oleh Rasulullah saw. untuk mencintai bahasa Arab sebagaimana sabdanya, "Cintailah
bahasa Arab karena tiga hal: pertama, karena aku adalah orang Arab;
kedua, karena al-Qur'an berbahasa Arab; dan ketiga, karena bahasa
penduduk surga adalah bahasa Arab."
Sahabat Umar bin Al-Khatthab berkata: "Pelajarilah bahasa Arab karena sesungguhnya bahasa Arab itu merupakan suatu bagian dari agama kalian."
Beberapa ulama besar menekankan kewajiban mempelajari bahasa Arab. Al-Imam Asy-Syafi'i RA berkata, "Bahasa Arab hukumnya wajib atas setiap muslim."
Al-Imam Al-Ghozaly berkata dalam kitabnya Ihya'Ulumiddin, "Sesungguhnya
bahasa Arab dan Nahwu adalah suatu sarana untuk mengetahui Al-Qur'an
dan sunnah Nabi saw. Keduanya bukanlah termasuk dari ilmu-ilmu syar'i
akan tetapi wajib hukumnya mendalami kedua ilmu tersebut karena syari'ah
ini datang dengan bahasa Arab dan setiap syari'ah tidak akan tampak
kecuali dengan suatu bahasa."
Asy-Syeikh Ibnu Taimiyyah menyebutkan dalam salah satu kitabnya: "Sesungguhnya
bahasa Arab itu sendiri adalah sebagian dari agama Islam dan
mengetahuinya adalah wajib 'ain karena merupakan sarana untuk memahami
Al-Qur'an dan Al-Hadits. Tidaklah sempurna suatu kecuali dengan memahami
bahasa Arab dan tidaklah sempurna suatu kewajiban kecuali dengan suatu
hal maka suatu hal tersebut adalah wajib hukumnya."
Asy Syahid Hasan Al Bana telah mewasiatkan: "Berbicaralah dengan menggunakan bahasa Arab karena hal ini merupakan bagian dari syi'ar Islam".
Keistimewaan Bahasa Arab
Bahasa
Arab dipilih Allah SWT untuk menghantarkan kalam-Nya yang mulia sudah
pasti dikarenakan bahasa Arab memiliki keistimewaan tersendiri. Beberapa
keistimewaan tersebut diantaranya :
1. Bahasa Arab adalah
satu-satunya bahasa yang mampu melukiskan wahyu Ilahi secara sempurna
dengan sefasih-fasihnya kalam dan seindah-indahnya susunan. Begitu
indahnya bahasa Arab Al-Quran sampai ahli sastra Arab di zamannya tidak
bisa mendefinisikannya (al-Muddatstsir:18-25). Kata bahasa Arab
mempunyai tashrif (perubahan) yang amat luas. Satu kata akar bisa
melahirkan 3000 kosa kata baru dan satu tema bisa diungkapkan oleh lebih
dari 10 kata dan setiap kata bisa diungkapkan dalam bentuk asli atau
kiasan. Dengan kekayaan perbendaharaan katanya tersebut, bahasa Arab
mampu menjelaskan makna isi Al-Qur'an dengan tepat. Bahasa Arab sudah
memiliki istilah-istilah untuk menjelaskan proses penciptaan manusia
pada (Al-Mu'minun: 12-14).
Meskipun demikian, bahasa Arab Al-Quran termasuk mudah difahami seperti disebutkan 4 kali dalam al-Qamar: 17, 22, 32 dan 40. "Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?"
Fakta sejarah menunjukkan berubahnya Afrika Utara menjadi dunia Arab
dan para perumus ilmu tata bahasa Arab sebagian besar bukan berdarah
Arab, seperti Sibawayh dari Asia Tengah, Ibnu Malik dan Ibnu Hisyam dari
Spanyol dan Imrithi dari Afrika Utara.
Selain itu, kata bahasa
Arab bersifat konsepsional, dalam arti tidak sebatas identifikasi benda,
melainkan juga bisa menggambarkan proses benda tersebut. Sebagai
contoh, kata roti (khubz) dengan permutasi (kombinasi) ketiga hurufnya
(kha, ba, za) memotret proses pembuatannya: bazakha berarti
memukul-memukul sesuatu, khabaza berarti mengubah sesuatu cepat-cepat
dengan tangan, khazaba berarti menjadi mengembang. Jadi, khubz (roti)
adalah sesuatu yang diolah dengan membanting dan mengubah adonan dengan
tangan, kemudian adonan itu menjadi mengembang.
2. Kaidah-kaidah
tatabahasa Arab sangat sempurna dan kuat. Kaidah-kaidah tersebut
meliputi ilmu Shorof, Nahwu, Ma'ani, Bayan, Badi', 'Arudh, Qowafi, Matan
Lugho, Qordhus Syi'ir dan lain-lain. Kesemuanya itu mempunyai
fungsionalitas tertentu dan saling melengkapi. Bersama Al-Quran,
kaidah-kaidah tersebut ikut berperan menjaga orisinalitas dan kesehatan
bahasa Arab. Kata bahasa Arab termasuk paling sehat dari penyakit
kata-kata, seperti penyakit substraksi, addisi, ireguler dan perubahan
bunyi.
3. Bahasa arab termasuk bahasa tertua di dunia ini, bahkan
lebih tua dan lebih kekal dari umur sejarah manusia di bumi berdasarkan
pendapat ilmuwan yang menyebutkan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa
Nabi Adam a.s. ketika di surga dan menjadi cikal bakal bahasa-bahasa di
dunia ini. Hadits Nabi saw. di awal bahkan menyebutkan bahasa Arab
sebagai bahasa penduduk surga. Alih-alih punah seperti bahasa-bahasa tua
dunia lainnya, bahasa Arab termasuk bahasa besar dan resmi di dunia
modern saat ini.
4. Bahasa Arab adalah bahasa persatuan umat
Islam. Sebagai bahasa Al-Quran, bahasa Arab tidak diturunkan untuk satu
kaum saja, tapi juga untuk semua kaum di dunia ini, karena bahasa Arab
merefleksikan bahasa aqidah umat Islam yang penuh persaudaraan
universal. Berbicara bahasa Arab membuat citra kuat status kemusliman
seseorang di kalangan komunitas yang tidak berbahasa Arab. Sebagai orang
bukan Arab, kita akan disambut layaknya seorang saudara didalam
komunitas bangsa Arab, dan dikagumi ketika kita mampu berbicara bahasa
Arab klasik.
Hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Al Hafidz Ibnu Asakir dengan sanad dari Malik:
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Rabb itu satu, bapak itu satu,
dan agama itu satu. Bukanlah Arab di kalangan kamu itu sebagai bapak
atau ibu. Sesungguhnya Arab itu adalah lisan (bahasa), maka barangsiapa
yang berbicara dengan bahasa Arab, dia adalah orang Arab".
Bahasa Arab sebagai Bahasa Al-Quran
Bahasa
Al-Quran merupakan bahasa lisan yang merekam percakapan dari Allah SWT
kepada Nabi Muhammad saw. Sebagai bahasa lisan, maka tinggi rendah nada
suara sangat mempengaruhi makna yang dikandungnya. Oleh karena itu,
pengetahuan tatabahasa Arab akan membantu dalam memahami ayat-ayat
Al-Quran yang menuntun kita dalam melagukan Al-Quran sehingga kisah
heroik, misal surat Al-Kafirun, dilagukan dengan semangat berapi-api,
tidak dilagukan dengan nada meratap.
Dan bukan pula Perkataan
tukang tenung. sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya. Ia
adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam.
Dalam QS.
al-Haqqah:42-43 diterangkan bahwa bahasa al-Qur'an adalah bahasa
percakapan dari Tuhan Pencipta alam semesta kepada utusan-Nya, yang dari
segi bentuk maupun kandungannya mempunyai nilai yang sangat mulia.
Al-Qur'an bukan termasuk bahasa semodel bahasa para sastrawan atau
penyair yang terlalu berorientasi pada keindahan lahiriahnya saja.
Bahasa al-Qur'an juga bukan bahasa seperti bahasa para penyihir, karena
bentuk bahasa model ini seringkali sulit dinalar dan tidak komunikatif.
Biasanya, bahasa jenis ini memerlukan juru tafsir khusus. Kedua model
bahasa tersebut hanya dimengerti oleh para tokoh dan juru tafsirnya.
Pada budaya sastra waktu itu, semakin sulit dipahami oleh orang awam
akan terasa semakin hebat, dan tentu saja semakin mahal harganya.
Berbeda dengan Al-Quran, meski ia dinilai sebagai 'karya sastra' paling
tinggi, namun ia masih bisa dimengerti oleh semua kalangan.
WaAllahu 'Alam.