Hari Tasyriq: Melontar Jamrah (11, 12, 13 Zulhijah)
• Bermalam di Mina mulai malam 11 Zulhijah. Keberadaan jamaah sah bila telah melewati lebih separuh malam dan utamanya sepanjang hari.
• Melontar jamrah dengan tertib dan berurutan di Ula, Wustha, Aqabah (masing-masing 7 kali) pada 11, 12, dan 13. Kalau tidak berurutan, pelemparan diulang. Ujuran batu sebesar kacang tanah
• Setelah melontar semuanya (setiap hari), lalu menghadap Kiblat sambil berdoa.
• Selama di Mina tetap salat berjamaah, memperbanyak zikir dan doa, membaca alQuran.
Nafar: Meninggalkan Mina
•Nafar berarti rombongan, berarti keberangkatan jamah haji meninggalkan Mina pada Hari Tasyriq.
1.Nafar awal: bagi yang ingin bersegera pulang (nafar awal) setelah melempar jumrah di Ula, Wustha, Aqabah (total 49 batu), meninggalkan Mina sebelum terbenam matahari pada 12 Zulhijah (malam 13 Zulhijah).
2.Nafar sani: meninggalkan Mina pada 13 Zulhijah setelah melempar jamrah di Ula, Wustha, Aqabah (total 70 batu), kemudian dapat meninggalkan Mina saat Duha.
Panduan Melontar Jamrah
• Melontar jamrah adalah melontar jamrah Ula, Wustha, Aqabah dengan tujuh batu kerikil pada Hari Nahr dan Hari Tasyriq.
• Hukum melontar jumrah adalah wajib. Jika tidak dilakukan, terkena dam.
• Cara melontar: melontar berurutan, membaca takbir setiap melempar jamrah, melontar dengan tujuh kerikil kecil satu persatu (tidak sekaligus).
• Setelah melempar tiga jamrah, menepi dengan menghadap kiblat, kemudian berdoa dengan mengangkat kedua tangan.
• Berapa kali melontar jamrah?
1.Pada 10 Zulhijah. Setelah beristirahat sejenak, secara berkelompok melontar jumrah di Aqobah sebanyak 7 buah batu diakhiri dengan tahalul awal (bisa potong sebagian rambut, tapi lebih afdal gundul bagi pria). Usai melontar jumrah, setelah tahalul, larangan umrah gugur (kecuali bersetubuh). Jamaah dapat mengenakan baju dan mandi dengan pewangi/sabun. Bila mampu, langsung melaksanakan Tawaf Ifadah dan Sai di Masdjidil Haram dan kembali ke Mina sebelum Magrib tiba.
2.Pada 11 Zulhijah melontar tiga jamrah di Ula, Wustha, Aqobah), masing-masing tujuh kali jadwal Jumrah mengikuti jadwal yang telah ditetapkan oleh Panitia Haji Saudi Arabia. Sudah tidak berpakaian ihram.
3.Pada 12 Zulhijah melontar tiga jamrah di Ula, Wustha, Aqobah), masing-masing tujuh kali. Bagi yang nafar awal, setelah melontar jamrah langsung ke Mekah untuk melakukan tawaf ifadhah dan sai sebelum terbenam matahari. Sebagian jamaah berjalan kaki ke Mekkah (tanazul)
4.Pada 13 Zulhijah melaksanakan jumrah terakhir dengan melontar tiga jamrah di Ula, Wustha, Aqobah), masing-masing tujuh kali (setelah bada Subuh). Dengan bus, pukul 8 pagi menuju ke Mekkah (mampir ke pondokan dulu), kemudian melakukan tawaf ifadhah dan sa;i. Setelah tawaf ifadah, berlaku tahalul sani, dihalalkannya seluruh larangan ihram.
• Waktu melempar jamrah:
1.Pada 10 Zulhijah. Waktu melempar jamrah yang afdhal setelah terbit matahari (Duha), waktu ikhtiar (memilih): selepas Zuhur sampai terbenam matahari, waktu jawaz (diperbolehkan): mulai lewat tengah malam 10 Zulhijah sampai fajar 11 Zulhijah.
2.Pada 11-13 Zulhijah. Waktu melempar jumrah yang afdhal setelah tergelincir matahari (bada zawal/Zhuhur), waktu ikhtiar sore sampai malam hari, waktu jawaz selain waktu afdhal dan waktu ikhtiar.
3.Kementrian Negara Arab Saudi telah mengatur waktu pelontaran. Bagi jamaah haji Asia Tenggara (umumnya pagi).
4.Jika padat, jamaah bersama kelompoknya mencari alternatif waktu yang lain (ada pengumuman jika padat).
Sumber: buku "Spirit Sukses Haji Mabrur" karya Agus Priyanto
• Bermalam di Mina mulai malam 11 Zulhijah. Keberadaan jamaah sah bila telah melewati lebih separuh malam dan utamanya sepanjang hari.
• Melontar jamrah dengan tertib dan berurutan di Ula, Wustha, Aqabah (masing-masing 7 kali) pada 11, 12, dan 13. Kalau tidak berurutan, pelemparan diulang. Ujuran batu sebesar kacang tanah
• Setelah melontar semuanya (setiap hari), lalu menghadap Kiblat sambil berdoa.
• Selama di Mina tetap salat berjamaah, memperbanyak zikir dan doa, membaca alQuran.
Nafar: Meninggalkan Mina
•Nafar berarti rombongan, berarti keberangkatan jamah haji meninggalkan Mina pada Hari Tasyriq.
1.Nafar awal: bagi yang ingin bersegera pulang (nafar awal) setelah melempar jumrah di Ula, Wustha, Aqabah (total 49 batu), meninggalkan Mina sebelum terbenam matahari pada 12 Zulhijah (malam 13 Zulhijah).
2.Nafar sani: meninggalkan Mina pada 13 Zulhijah setelah melempar jamrah di Ula, Wustha, Aqabah (total 70 batu), kemudian dapat meninggalkan Mina saat Duha.
Panduan Melontar Jamrah
• Melontar jamrah adalah melontar jamrah Ula, Wustha, Aqabah dengan tujuh batu kerikil pada Hari Nahr dan Hari Tasyriq.
• Hukum melontar jumrah adalah wajib. Jika tidak dilakukan, terkena dam.
• Cara melontar: melontar berurutan, membaca takbir setiap melempar jamrah, melontar dengan tujuh kerikil kecil satu persatu (tidak sekaligus).
• Setelah melempar tiga jamrah, menepi dengan menghadap kiblat, kemudian berdoa dengan mengangkat kedua tangan.
• Berapa kali melontar jamrah?
1.Pada 10 Zulhijah. Setelah beristirahat sejenak, secara berkelompok melontar jumrah di Aqobah sebanyak 7 buah batu diakhiri dengan tahalul awal (bisa potong sebagian rambut, tapi lebih afdal gundul bagi pria). Usai melontar jumrah, setelah tahalul, larangan umrah gugur (kecuali bersetubuh). Jamaah dapat mengenakan baju dan mandi dengan pewangi/sabun. Bila mampu, langsung melaksanakan Tawaf Ifadah dan Sai di Masdjidil Haram dan kembali ke Mina sebelum Magrib tiba.
2.Pada 11 Zulhijah melontar tiga jamrah di Ula, Wustha, Aqobah), masing-masing tujuh kali jadwal Jumrah mengikuti jadwal yang telah ditetapkan oleh Panitia Haji Saudi Arabia. Sudah tidak berpakaian ihram.
3.Pada 12 Zulhijah melontar tiga jamrah di Ula, Wustha, Aqobah), masing-masing tujuh kali. Bagi yang nafar awal, setelah melontar jamrah langsung ke Mekah untuk melakukan tawaf ifadhah dan sai sebelum terbenam matahari. Sebagian jamaah berjalan kaki ke Mekkah (tanazul)
4.Pada 13 Zulhijah melaksanakan jumrah terakhir dengan melontar tiga jamrah di Ula, Wustha, Aqobah), masing-masing tujuh kali (setelah bada Subuh). Dengan bus, pukul 8 pagi menuju ke Mekkah (mampir ke pondokan dulu), kemudian melakukan tawaf ifadhah dan sa;i. Setelah tawaf ifadah, berlaku tahalul sani, dihalalkannya seluruh larangan ihram.
• Waktu melempar jamrah:
1.Pada 10 Zulhijah. Waktu melempar jamrah yang afdhal setelah terbit matahari (Duha), waktu ikhtiar (memilih): selepas Zuhur sampai terbenam matahari, waktu jawaz (diperbolehkan): mulai lewat tengah malam 10 Zulhijah sampai fajar 11 Zulhijah.
2.Pada 11-13 Zulhijah. Waktu melempar jumrah yang afdhal setelah tergelincir matahari (bada zawal/Zhuhur), waktu ikhtiar sore sampai malam hari, waktu jawaz selain waktu afdhal dan waktu ikhtiar.
3.Kementrian Negara Arab Saudi telah mengatur waktu pelontaran. Bagi jamaah haji Asia Tenggara (umumnya pagi).
4.Jika padat, jamaah bersama kelompoknya mencari alternatif waktu yang lain (ada pengumuman jika padat).
Sumber: buku "Spirit Sukses Haji Mabrur" karya Agus Priyanto