Meurut DR. Muhasyim (dosen PTIQ Jakarta, qori' nasional, Imam masjid istiqlal jakarta).
Menurut beliau ketika saya belajar di BAYTULQUR'AN (PSQ)
DR.Muhasyim menjelaskan tingkatan dalam membaca al-quran ada lima macam:
1. Tahqiq = Membaca dengan tempo sangat pelan.
2. Tartil = Membaca dengan tempo pelan.
3. Tadwir = Membaca dengan tempo sedang.
4. Hadr = Membaca dengan tempo cepat.
5. Zamzamah = Membaca dengan tempo cepat bunyi suara agak lirih.
dari uraian di atas cara2 tersebut tidak bisa ditulis, melainkan harus dengan praktek (talaqqi)
Pertanyaan yang biasa diajukan oleh para peserta, yang sedang belajar al-Qur'an adalah berapa ukuran tempo mulai cara yang pertama sampai cara yang terakhir (1-5), bukankah dalam alqur'an itu bacalah al-Qur'an dengan pelan?
Dampak2 seseorang yang tidak mengetahui kelima metode
a. Mudah menyalahkan bagi orang yang sedang membaca cepat padahal masih dalam koridor ilmu tajwid.
b. Kalau membaca tidak pelan berarti orang itu tidak mengetahui arti tartil dalam al-qur'an surah al-Muzzammil ayat 4.
c. Mudah menyalahkan orang yang belajar al-Qur'an, bahkan menyalahkan bagi pengajar al-qur'an.
diantara dampak2 di atas penulis berkesimpulan biasanya orang2 semacam ini, cara belajarnya tidak dengan guru yang mempunyai sanad keilmuan al-qur'an, belajar tidak pada seorang guru melainkan melalui teknologi2, seprti radio, video dsb. sehingga mudah membikin kesimpulan.
Semoga tulisan ini menambah wawasan bagi pembacanya serta bermanfaat dan berkah.